“Di balik lahan yang terbatas, anggota KWT mampu berinovasi dengan menyiapkan bibit untuk dibagi ke setiap anggota. Dengan begitu, meski menanam di pekarangan rumah masing-masing, hasilnya bisa langsung dirasakan keluarga. Artinya, selain untuk konsumsi masyarakat dan pemenuhan kebutuhan MBG, program ini juga menciptakan ketahanan pangan keluarga,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bupati Hery menyebutkan tiga tujuan utama P2L, yakni:
- Untuk konsumsi masyarakat.
- Untuk memenuhi kebutuhan pasar, termasuk MBG.
- Untuk memperkuat ketahanan pangan keluarga.
Ia menambahkan, dukungan pemerintah tidak hanya berupa penyaluran dana, tetapi juga memastikan adanya pendampingan yang optimal.
“Bantuan Rp10 juta per kelompok memang penting, tetapi lebih penting lagi bagaimana kita memotivasi masyarakat. Kalau semangat sudah ada, pemerintah harus hadir memberikan pendampingan maksimal. Karena itu saya akan memanggil Dinas Pertanian untuk evaluasi,” ujarnya.
[embedyt] https://www.youtube.com/embed?listType=playlist&list=UUGAa9GY1fVcBTfjGdBh4cuA&layout=gallery[/embedyt]</p















