“Kesiapsiagaan bukan hanya tentang simulasi dan teori saja, tapi bagaimana setiap individu memahami risiko, mengenal prosedur evakuasi, dan bisa mengambil tindakan cepat dan tepat saat bencana terjadi,” ujarnya.
Suasana kegiatan sendiri berlangsung sangat interaktif dan penuh semangat. Para siswa tidak hanya mendengarkan materi mengenai jenis-jenis bencana yang sering terjadi di NTT dan langkah-langkah evakuasi, tetapi juga mengikuti praktik langsung pertolongan pertama dan simulasi evakuasi mandiri.
Antusiasme mereka terlihat jelas saat mengikuti arahan tim BPBD, membuktikan bahwa edukasi kesiapsiagaan bencana mampu menyentuh dan membangkitkan kesadaran nyata.
Kegiatan ini menjadi cermin dari sebuah upaya kolaboratif yang tidak hanya menitikberatkan pada respon saat bencana terjadi, tetapi juga pada pembangunan kesadaran dan ketahanan sejak dini.
Dengan melibatkan generasi muda sebagai ujung tombak, diharapkan budaya sadar bencana dapat berkembang luas di masyarakat, khususnya di daerah rawan bencana seperti NTT.