Sebagai orang yang pernah sekantor di Yayasan Sukma, RD Edi memahami karakter alm RD Ansy, khususnya dalam kaitannya dengan cara berpikir terhadap sebuah hal.
“Dia seorang yang sangat rasional,” ungkap RD Edi, masih melalui gawainya.
Pikiran rasional almarhum RD Ansy itu termasuk juga bagaimana pandangannya terhadap seseorang yang mengambil jalan pintas untuk akhiri hidupnya.
“Almarhum RD Ansy tidak bisa terima kalau ada yang ambil jalan pintas untuk akhiri hidup,” lanjut RD Edi.
Artinya, jika seturut pernyataan RD Edi di atas, alm RD Ansy menganggap bahwa orang yang bunuh diri untuk mengakhiri hidupnya paling dibencinya karena irasional.
Namun lagi-lagi RD Edi kaget, karena hal yang paling dibenci alm RD Ansy justeru dilakukannya.
“Tapi sayang, mengapa hal yang dia benci itu dipilihnya?” tulis RD Edi, seakan-akan menyesali apa yang terjadi.
RD Edi pun berandai-andai dengan menulis, “Mungkin ada pengalaman yang melampaui kecerdasannya untuk dipikul”.
Terhadap apa diandaikannya, RD Edi menulis sebuah kepastian: “Sebab kekuatan untuk bertahan hidup tidak hanya bergantung pada kecerdasan intelektual. Ada sisi misterius dalam diri setiap kita yang tidak sepenuhnya dapat kita paham dan kendalikan,” demikian RD Edi menyampaikan refleksi.
RD Edi mengajak untuk berdoa bagi keselamatan jiwa almarhum RD Ansy. “Kita berdoa untuk keselamatan jiwanya,” ajak dia melalui tulisannya.
Ada hal penting bagi kita semua yang disampaikan oleh RD Edi di ujung tulisannya: “Kita belajar untuk terus berdamai dangan diri, sesama dan lingkungan sekitar. Itulah cara untuk memelihara kekuatan batin dan kejernihan pikiran”.
Selamat jalan RD Ansy Syukur, segala jasa baikmu selalu dikenang. (aka).