Selain itu jelas Marsel, anggaran yang dihabiskan sangat fantastis mencapai Rp2,3 miliar rupiah, sementara even yag berlangsung selama seminggu di Alun-alun Lapangan Motang Rua, terkesan hura-hura. Pasalnya yang hadir hanya warga Langke Rembong.
“Apa yang mau dipromosikan kalau yang hadir warga lokal. Tidak ada nilai plusnya,” tegas Marsel
Marsel, juga menilai kalau kegiatan festival tersebut bertujuan menghabiskan uang Negara, bahkan kata dia, diluar rancangan anggaran belanja bantuan tersebut, ada kebijakan ketua kadin untuk membuat lapak di tempat festival kopi tersebut dikenakan tarif Rp700 ribu rupiah.