Selain itu, Yohanes berharap PLN dapat berkolaborasi dalam mengembangkan desa wisata berbasis edukasi budaya dan energi bersih.
“Kami ini desa edu-wisata pertama di sini. Pengunjung yang datang tidak hanya menikmati pemandangan, tapi juga belajar tentang kehidupan, tradisi, dan arsitektur rumah adat kami. Kami ingin berkolaborasi dengan PLN agar Wogo kembali ramai dikunjungi,” tambahnya.
Sementara itu, Manager Perizinan dan Komunikasi PLN UIP Nusra, Bobby Robson Sitorus, menegaskan pentingnya membangun sinergi jangka panjang antara PLN, pemerintah daerah, dan masyarakat adat untuk memastikan manfaat proyek PLTP Mataloko dapat dirasakan bersama.
“Kolaborasi yang baik bukan hanya saat pejabat datang meninjau fasilitas panas bumi, tetapi bagaimana kita bersama menjaga nilai-nilai budaya lokal dan memastikan manfaat pembangunan dirasakan masyarakat sekitar,” jelas Bobby.
General Manager PLN UIP Nusra, Rizki Aftarianto, turut menyampaikan apresiasi atas sambutan masyarakat adat Nua Wogo. Ia menegaskan komitmen PLN untuk menjalankan prinsip transparansi, keberlanjutan, dan pelestarian budaya lokal dalam setiap tahapan proyek PLTP Mataloko.
“Kami sangat menghargai dukungan masyarakat adat Wogo dan seluruh warga di sekitar PLTP Mataloko. Bagi PLN, pembangunan energi bersih harus berjalan seiring dengan pelestarian budaya lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Rizki.***
Subscribe to my channel
