“Kalau kita lepaskan THL, memang ada penghematan. Uang kita bisa pakai untuk bangun jalan, untuk perbaikan gedung sekolah, ya itu betul. Tetapi ada cost-nya. uangnya kita beli aspal, semen, yang larinya ke luar,” terangnya.
Namun kalau THL dipertahankan, imbuhnya, uang gaji mereka bisa berbelanja di pasar, di kios sekitar mereka sehingga terjadi perputaran ekonomi.
“Itulah berbagai pilihan, mengapa kita berani mempertahankan untuk tetap mempekerjakan THL, dimana ada hal lain yang dikorbankan,” ungkapnya.
Gotong Royong
Politisi PDI-P itu juga menjelaskan lagi, alasannya memotong TPP para ASN di Kabupaten Manggarai hingga 50%.
Pemotongan TPP tersebut, demikian Bupati Hery, adalah demi nasib 4.000-an THL.
Artinya demi gaji THL, tidak hanya mengorbankan pembangunan fisik tetapi juga TPP ASN di Kabupaten Manggarai.
Pemotongan TPP bagi ASN sebesar 50% tersebut karena THL tidak mendapatkan TPP.
“Untuk apa dikurangi? ya untuk membiayai gaji THL. Itulah yang kita sebut gotong royong. Ada pihak yang mengalami kesulitan dan ada pihak lain yang membantu,” ujarnya.
Dia berharap, situasi yang dihadapi oleh ASN terkait TPP kembali normal tergantung kondisi keuangan daerah.
“Tetapi itu tergantung keadaan keuangan kita nantinya,” demikian Bupati Hery Nabit. (aka)